Kakak-kakak Baru
- Azul Zulfa
- Nov 18, 2020
- 3 min read
Bakal cerita tentang siapa ya kali ini dengan judul ini? Hehe
Tentu kalian sudah sering melihat aku ngepost keluargaku tim Pengajar Muda(PM) yang 1 penempatan kan? Nah tapi kali ini aku tidak menceritakan mereka. Kali ini aku ingin memperkenalkan kakak-kakak ku yang lainnya. Kakak-kakak yang jarang aku ulas.
Mereka adalah......
Pelari 1- Pelari 3 di desaku saat menjadi PM.
Dipenempatan aku adalah PM 4, artinya ada 3 orang kaka PM sebelumku.
Kok panggilnya kakak sih?! Pertama karena mereka hadir sebelumku artinya mereka senior aku dalam pengalaman di desa. Kedua karena mereka memang tahun lahirnya lebih duluan dari aku, hehe.
Langsung aja lah yaaa....
Jadi ada Kak Dika sebagai Pelari 1.
Sebagai Pelari 1, ku sungguh salut dengan Kak Dika. Dia datang disaat listrik di desaku aja belum ada. Dia adalah pembuka jalan bagi pelari-pelari selanjutnya. Orangnya ramah, baik, dan suka bercerita. Asyik buat temen cerita karena dia punya cerita banyak yang bisa memperlebar insight juga sehingga kita bisa belajar dari pengalamannya.
Lalu, ada Kak Ale sebagai Pelari 2.
Sebagai Pelari 2, aku kagum sama gerbakan-gerbakan program-program yang diinisiasinya. Orangnya santuy banget, asyik dan receh. Tapi juga fokus sepertinya, kayak orang-orang sersan(serius tapi santai) lah. Memberi tau fakta atau info-info lain yang aku gak tau. Yang selalu kasih solusi "ambil jeda, yang penting happy, main dulu/refreshing". Solusinya tentang teknis emang cakep, meski awalnya aku gak percaya, dan mikir knp gitu? tapi ternyata emang cukup efektif solusinya setelah dicoba.
Nah kalo yang terakhir ini, terspesial, yaitu Kak Sindita sebagai Pelari 3.
Kok spesial? emang yang lain gak spesial?Eits bukan spesial secara personal karena rata-rata intensitas dengan kakak lainnya sama-sama spesial. Cuman aku spesialkan karena dia kakak sebelum aku persis. Pas pertama ketemu via telpon diuji dulu sama kak Sindi atau Mbak Dita. kzl. Tapi kalo dipikir lagi ternyata dipenempatan lebih banyak lagi hal yang membuat quiz seperti yang dilakukan mbak Dita. Alias cobaan hidup, Hehe. Sungguh menguji daya tahan dan harus tahan intinya sih itu hikmah dari quiz mbak dita. Estafet kita pun spesial, yaitu terjadi vakum di desa selama 3 bulan alias gak ada PM sama sekali selama 3 bulan itu. Transisi yang biasanya bertemu antar PM didesa jadinya harus dilaksanakan dengan via telepon ataupun chat, yang mana infonya bener-bener terbatas karena waktunya terbatas dan mepet keberangkatan. Jurnal pun gak bisa diandalkan banyak karena pas tiba ternyata kondisi sungguh amat amat berbeda. Sampe pas datang ke desa aku sungguh meraba-raba lagi kayak awal. Tapi untungnya Mbak Dita selalu masih balas chat, ya meski sinyaldi desa tak baik, dan tidak bisa balas cepat, gapapa, yang penting ada jawaban.
Beruntungnya lagi PM-PM sebelumnya turut membantu jadi sangat membantuku untuk membayangkan sejarah perjalanan selama ada pm dari awal sampai saat aku datang. Hehehe. Kayak lukisan yang belum selesai, jadi aku tau aku harus masuk dimana, aku harus nerusin apa dan aku harus menempatkan diri gimana supaya usaha kakak PM sebelum aku harapannya gak sia-sia. Ya, meski ku tau diri aku juga punya kemampuan yang terbatas yang mana gak bisa mengakomodir seluruhnya.
Sesungguhnya aku heran dengan mereka semua, Kak Dika, Kak Ale, Mbak Dita, mereka orang yang sibuk dengan kegiatan dan aktifitasnya tapi masih menyempatkan waktunya setiap aku ajak diskusi, setiap aku mentok, setiap aku mau nanya-nanya, ataupun ketika aku merasa capek dan memerlukan teman curhat mereka pasti masih ada 24/7. Sabar banget gak sih? Padahal ya mereka udah gak ada tanggungan di desa, mereka juga udah gak ada kewajiban untuk membantu, gak ada tanggungan menyelesaikan masalah di desa, tapi maish aja mau bantu meskipun itu hanya mendengarkan celoteh panjang kali lebar yang aku yakin kadang yang kuceritain adalah keluhkesah aku, kok gak risih ya mereka denger negatifity tentang keluh kesahku padahal aku adalah orang asing bagi mereka, ketemu tatap muka aja belum pernah. Aku tau gak semua temenku dapat rejeki kayak aku yang mana kakak-kakak pelari sebelumku masih peduli. Maka dari itu:
Sungguh, Terimakasih Banyak buat Kak Dika, Kak Ale, dan Mbak Dita yang sudah turut membersamaiku selama 1 tahun++ kemaren! Semoga rejeki kalian lancar dan jalan kaliyan pun turut dimudahkan oleh Tuhan! Aamiin
Comments